Rabu, 21 April 2010

Pemandian Jolotundo







Dalam kamus jawa kuno jalatundo berarti sesuatu yang mirip dengan paruh seekor burung. Pemandian jolotundo terletak di lereng gunung penanggungan sebelah barat, termasuk kelurahan seloliman, kecamatan trawas, kabupeten mojokerto. Pemandian ini kira-kira dibangun pada akhir abad 10, terletak pada ketinggian 750 m diatas permukaan air laut. Menurut para ahli bangunan ini erat hubungannya dengan cerita udhayana ayah raja airlangga. Pada dinding sebelah kanan terdapat suatu tulisan yang dapat dibaca sebagai angka tahun 899 (977 ad) sedang tulisan disebelah kiri ada tulisan yang dapat dibaca “GEMPENG” tulisan ini mempunyai arti sebuah penguburan (pemakaman). Kemudian dibawah lantai kolam ditemukan sebuah peti kecil yang berisi sesuatu yang berhubungan dengan penguburan.
Air dari atas gunung penanggungan erat hubungannya dengan suatu kehidupan, keabadian serta menjadi obat dan mujarab. Selain itu dihubungkan lagi dengan kekuatan magis yaitu jika dilihat dari ombak-ombak air yang mengalir membawa abu dan benda-benda lain yang digambarkan ada abu jenasah yang dikubur dibawah kolam.
Hingga sekarang air jolotundo sering dimanfaatkan orang sebagai pengobatan, selain itu jika kita berkunjung ke lokasi tersebut dapat memanfaatkan air itu untuk dapat langsung diminum tanpa direbus lebih dulu, karena menurut penelitian orang belanda yang pernah meneliti keadaan air jolotundo adalah termasuk renking ke 5 terbersih seluruh dunia. Tadi telah disinggung tentang udhayana, maka pada kekunaan itu ditemukan sebuah cerat yang menggambarkan tentang tokoh bernama putri megawati sedang dibawa oleh seekor burung garuda, tetapi relief tersebut telah disimpan di museum pusat jakarta, tinggi cerat itu kurang lebih 55 cm.
Cerita singkat relief tersebut adalah sebagai berikut :
ada seorang tokoh bernama sahasranika yang menginginkan putri sangat cantik bernama dewi megawati tadi tapi entah dari mana asal usulnya datanglah sang garuda langsung membawa putri tadi terbang ke angkasa. Apakah garuda tadi adalah peralihan ujud manusia menjadi hewan atau memang benar-benar garuda, masih belum jelas. Karena putri megawati sewaktu dibawa terbang ke angkasa dan melewati hutan-hutan di atas gunung lahirlah udhayana. Ia adalah seorang tokoh yang dikaitkan dengan peninggalan di jalatundo ini, jika benar, apakah udhayana kemudian dimakamkan dipetirtaan jalatundo ? Teori sarjana belanda bernama wendenaar perlu digaris bawahi, karena ditemukan guci yang berisi abu dan tulang-tulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar